Langsung ke konten utama

Album of The Week: Music of The Sphere (Coldplay)

Coldplay's 'Music of the Spheres': Petualangan Musik Antariksa yang Epik

Coldplay, band asal London yang telah merajai panggung musik global selama lebih dari dua dekade, kembali dengan album terbaru mereka yang sangat dinantikan, "Music of the Spheres." Album ini, dirilis pada tahun 2021, menandai langkah berani mereka dalam mengeksplorasi tema-tema kosmik dan musik yang luas. Artikel ini akan membahas perjalanan album ini, nuansa musiknya, serta bagaimana Coldplay terus menghadirkan pengalaman mendalam bagi penggemar mereka.

Eksplorasi Kosmik yang Megah

"Music of the Spheres" adalah album yang memperkenalkan pendengar pada petualangan musik kosmik yang megah. Dengan unsur-unsur liris dan melodi yang epik, Coldplay mengajak pendengar untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa melalui suara dan pesan-pesan liris yang penuh makna.

Kolaborasi dengan Max Martin

Dalam pembuatan "Music of the Spheres," Coldplay bekerja sama dengan produser musik terkenal Max Martin, yang sebelumnya telah sukses bekerja dengan berbagai artis terkenal. Kolaborasi ini membawa nuansa baru dalam sound Coldplay, menciptakan perpaduan unik antara identitas band dan inovasi Martin dalam pop modern.

Single Puncak: "Higher Power" dan "My Universe"

Album ini menampilkan beberapa single andalan yang menjadi sorotan, seperti "Higher Power" dan "My Universe." "Higher Power" merupakan lagu yang penuh energi, dengan lapisan-lapisan musik elektronik yang menyegarkan. "My Universe," hasil kolaborasi dengan BTS, membawa nuansa pop global yang melibatkan penggemar dari berbagai belahan dunia.

Konsep Visual dan Seni Cover yang Mengagumkan

Album ini tidak hanya menghadirkan pengalaman audio, tetapi juga visual yang mengagumkan. Seni cover "Music of the Spheres" menampilkan planet-planet yang berputar dan menciptakan atmosfer luar angkasa yang unik. Konsep ini membawa pendengar lebih dalam ke dalam tema kosmik yang diusung album.

Kritik dan Penerimaan

"Music of the Spheres" menerima beragam tanggapan dari para kritikus musik. Beberapa memuji langkah eksperimental Coldplay, sementara yang lain menyoroti keberanian mereka untuk menjelajahi genre yang lebih elektronik. Secara keseluruhan, album ini terus menunjukkan kemampuan Coldplay untuk berevolusi dan tetap relevan dalam dunia musik yang terus berubah.

Pesan Liris yang Mendalam

Seperti halnya karya-karya Coldplay sebelumnya, lirik-lirik dalam "Music of the Spheres" juga memiliki kedalaman emosional. Tema-tema seperti cinta, harapan, dan penerimaan diri terangkum dalam pesan-pesan yang mendalam dan bisa meresap di hati pendengar.

Tur Dunia dan Performa Panggung

Seiring perilisan album, Coldplay mengumumkan rencana tur dunia untuk membawa pengalaman "Music of the Spheres" ke hadapan penggemar secara langsung. Band ini dikenal dengan performa panggung mereka yang spektakuler, dan tur ini diharapkan memberikan pengalaman konser yang tak terlupakan.

Kesimpulan

"Music of the Spheres" adalah langkah berani Coldplay dalam mengeksplorasi tema musik kosmik. Dengan melodi yang mendalam, kolaborasi yang inovatif, dan pesan-pesan mendalam, album ini melanjutkan tradisi band dalam memberikan pengalaman musik yang meresap. Coldplay terus membuktikan bahwa mereka tidak hanya menjadi saksi perubahan dalam dunia musik, tetapi juga agen perubahan yang konsisten dalam memberikan karya-karya yang inspiratif bagi pendengar mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bromance on Spartacus: Vengeance, Agron & Nasir

Sebenarnya, sudah lama ingin mencoba menyaksikan serial Spartacus, hanya saja tidak seperti serial lainnya setiap season dalam Spartacus memiliki judul sendiri, sempat bingung apa bedanya antara Spartacus: Blood and Sand, Spartacus: Vengeance dan Spartacus Gods of The Arena. Ternyata Blood and Sand adalah season pertama dari Spartacus sementara Vengeance adalah season keduanya, dan Gods of The Arena lebih ke miniseri/prequel-nya, ada perbedaan diantara kedua season Spartacus, aktor pemeran utamnya berganti dari Andy Whitfield ke Liam McIntyre. Ada beberapa aktor dan aktris ternama bermain dalam film ini, masih ingat Xena: The Warrior Princess, yup, pemeran utamanya Lucy Lawless kembali berperan sebagai Lucretia. Spartacus: Vengeance Lucy Lawless as Lucretia Spartacus vs Game of Thrones Lebih banyak adegan kekerasan dan Nudity dalam serial ini dibanding Games of Thrones. Karena memang bercerita tentang masa kebesaran Romawi dimana banyak diperlihatkan adegan seks bebas dan

Actress of The Week: Taissa Farmiga

Taissa Farmiga (/ taɪˈɪsə fɑːrˈmiːɡə /; lahir 17 Agustus 1994) adalah seorang aktris Amerika. Dia memulai karirnya dalam film di drama Higher Ground (2011) yang disutradarai oleh saudara perempuannya Vera Farmiga, dan kemudian membuat debut televisi di seri FX American Horror Story: Murder House (2011), yang membuatnya mendapatkan reputasi sebagai Ratu Jeritan Kontemporer. Dia kemudian muncul di tiga musim lainnya, Coven (2013), Roanoke (2016), dan Apocalypse (2018). Farmiga sejak itu muncul dalam film-film seperti The Bling Ring (2013), Mindscape (2013), At Middleton (2013), The Final Girls (2015), 6 Years (2015), In a Valley of Violence (2016), Rules Don't Apply (2016), What They Had (2018), The Long Dumb Road (2018), The Nun (2018), dan The Mule (2018). Dia juga menyuarakan Raven superhero dalam film animasi Justice League vs. Teen Titans (2016) dan Teen Titans: The Judas Contract (2017). Dia membuat debut panggungnya dalam kebangkitan drama Broadway

Actor of The Week: Aaron Taylor-Johnson

Aaron Perry Taylor-Johnson (13 Juni 1990) adalah seorang aktor Inggris. Dia mulai tampil pada usia enam dan telah muncul dalam film seperti Angus, Thongs and Perfect Snooging dan The Illusionist. Dia kemudian membintangi Nowhere Boy, di mana ia memainkan John Lennon; Kick-Ass dan sekuel nya Kick-Ass 2, di mana ia memainkan David "Dave" Lizewski / Kick-Ass; dan film Godzilla. Dia dikenal sebagai Aaron Johnson sampai ia mulai menganti namanya sebagai Aaron Taylor-Johnson di Kick-Ass 2, secara legal setelah menikah sutradara Sam Taylor-Wood. Johnson mulai menjalin hubungan dengan sutradara Nowhere Boy-nya, Sam Taylor-Wood, 23 tahun lebih tua darinya. Pasangan ini mengumumkan pertunangan mereka pada premier film tersebut pada Oktober 2009. Pasangan ini memiliki dua anak perempuan yang lahir sebelum menikah, Wylda Rae (lahir 7 Juli 2010) dan Romy Hero (lahir 18 Januari 2012). Johnson dan Taylor-Wood menikah di Babington House, Somerset pada 21 Juni 2012 Johnson mengadopsi