Langsung ke konten utama

Movie of The Week: The Covenant (2023)

The Covenant, disutradarai oleh Guy Ritchie dan dibintangi oleh Jake Gyllenhaal dan Dar Salim, adalah film perang dan drama aksi yang dirilis pada tahun 2023. Film ini mengeksplorasi tema utang moral, persahabatan lintas budaya, serta kegagalan sistem birokrasi dalam memenuhi janji terhadap mereka yang membantu pihak militer asing saat konflik. 


Sinopsis

John Kinley (Jake Gyllenhaal) adalah seorang Sersan Angkatan Darat AS yang bertugas di Afghanistan. Setelah timnya disergap Taliban dan dirinya terluka, ia ditolong oleh Ahmed (Dar Salim), seorang penerjemah lokal yang rela mempertaruhkan nyawanya. Ahmed membawa Kinley melalui medan berat, perkuburan dan bahaya demi menyelamatkannya. 

Setelah kembali ke Amerika, Kinley mengetahui bahwa walau janji visa dan perlindungan pernah diucapkan bagi Ahmed dan keluarganya, mereka tidak mendapatkan bantuan yang memadai. Ahmed harus bersembunyi karena dikejar Taliban. Dorongan moral membuat Kinley memutuskan untuk kembali ke zona perang untuk menjemput Ahmed dan keluarganya, meski melalui jalan berbahaya dan berkali-kali menghadapi birokrasi.

Tema & Analisis

  1. Utang Moral & Tanggung Jawab Manusiawi
    Film ini mengangkat pertanyaan: setelah seorang penerjemah lokal rela mempertaruhkan segalanya untuk tentara asing, seberapa jauh pihak luar—dalam hal ini militer AS atau pemerintahnya—bersedia menjaga kata-janji terhadap mereka? Utang moral menjadi inti dari kisah. 

  2. Persahabatan Lintas Budaya & Perbedaan
    Hubungan antara Kinley dan Ahmed bukan hanya komponen aksi, tetapi juga refleksi bagaimana dua orang dari latar belakang budaya sangat berbeda bisa terikat oleh situasi ekstrem. Ahmed, meski bekerja sebagai penerjemah dengan risiko tinggi, menyimpan rasa sakit pribadi yang besar dan motif tersendiri, sedangkan Kinley membawa beban tanggung jawab. 

  3. Kritik terhadap Sistem & Birokrasi
    Banyak bagian film yang menunjukkan bahwa janji aman dan visa adalah sesuatu yang secara formal diucapkan tetapi kemudian tidak dijalankan — atau terlambat dijalankan. Kinley harus berhadapan dengan sistem yang lambat, apatis, dan kadang tidak ada respons. Ini memperlihatkan realitas bahwa dalam perang, korban konflik bukan hanya mereka yang di medan, tetapi juga yang berada di belakang melalui sistem yang kurang sensitif terhadap nasib manusia setelah misi selesai. 

  4. Aksi & Penggambaran Medan Perang
    Film dibangun dengan dua bagian: satu bagian lebih lambat, dramatis, eksploratif mengenai karakter dan hubungan mereka, dan satu bagian lain yang lebih aksi-intensif, terutama menuju klimaks ketika Kinley berusaha menyelamatkan Ahmed dan keluarganya. Beberapa kritik menyebut bahwa film kadang terlalu melodramatis atau mengandalkan efek aksi besar di bagian akhir yang agak mengurangi unsur realisme yang sebelumnya dibangun. 


Penerimaan (Reception)

  • Di Rotten Tomatoes, film ini mendapatkan sekitar 83% ulasan positif dari kritikus, dengan rata-rata skor sekitar 6.8/10. 

  • Di Metacritic, film mendapatkan skor “umumnya menguntungkan” (generally favorable). 

  • Penonton juga memberi respons yang positif: CinemaScore memberi nilai "A", dan survei PostTrak menyebut 92% responden positif dan 77% akan merekomendasikannya. 


Keberhasilan Komersial & Tantangan

  • Box office domestik (AS & Kanada) mencapai sekitar US$16,9 juta, sementara internasional tambah sedikit, menjadikan total sekitar US$20-21 juta. 

  • Anggaran film diperkirakan berada di kisaran US$50-55 juta, sehingga secara finansial film ini belum dianggap sebagai blockbuster. Butuh pendapatan tambahan lewat platform streaming & distribusi lain untuk menutupi biaya. 

  • Salah satu tantangan adalah kompetisi dengan film lain pada waktu rilis dan bahwa tema perang, khususnya Afghanistan dan relasi AS-penyedia lokal, masih menjadi bahan diskusi yang sensitif. 


Keunggulan & Kelemahan

Keunggulan:

  • Pemain utama — Jake Gyllenhaal dan Dar Salim — mendapat pujian atas kemampuan mereka membawa beban emosional dan fisik film. 

  • Adegan penyelamatan dan perjalanan Ahmed membawa Kinley di medan berat dianggap sangat kuat dari sisi visual dan emosional.

  • Dialog dan momen-diam yang menunjukkan beban moral memberikan kedalaman yang membuat film lebih dari sekadar aksi militer. 

Kelemahan:

  • Ada kritik bahwa bagian akhir film menjadi terlalu aksi, melenceng dari tone awal yang lebih intim dan reflektif. Beberapa efek aksi dianggap berlebihan. 

  • Karakter pendukung kurang mendapat ruang cukup untuk berkembang, sehingga fokus terasa sangat pada Kinley dan Ahmed saja. 

  • Realisme kadang dikorbankan demi efek sinematik, terutama dalam adegan klimaks. 


Kesimpulan

The Covenant adalah film yang berhasil menyampaikan cerita penting tentang tanggung jawab moral dan hubungan manusiawi di tengah kerasnya peperangan. Walau tidak sempurna dan memiliki kekurangan dalam hal eksekusi aksi dan beberapa unsur dramatis, film ini layak dihargai karena keberanian temanya, performa kuat dari pemerannya, dan kesediaannya untuk menggugat kenyamanan penonton lewat pertanyaan tentang komitmen setelah konflik selesai.

Untuk penonton yang mengharapkan aksi nonstop, mungkin akan merasa bahwa bagian awalnya lambat, tetapi bagi yang tertarik dengan cerita yang memadukan aksi dan refleksi kemanusiaan, The Covenant menyajikan pengalaman yang memuaskan.

Trailer



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Top 10 Movie (November 18-24, 2022)

 

Top Movie (November 11-17, 2022)

 

Top 10 Movie (December 9-15, 2022)