Langsung ke konten utama

Chapter 2: Second Visit

Senang akhirnya aku bisa lulus kuliah walau cuma ambil D1, hotel tempat aku PKL menawarkan aku untuk menjadi staff disana, tapi aku menolak, aku memilih untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, dan beberapa bulan kemudian aku mendapat panggilan interview dari hotel bintang 5 sebagai Front Desk Agent a.k.a Reception. Interviewku lancar dan aku mendapat pekerjaannya, tapi entah kenapa aku selalu merasa dijauhi senior-seniorku, tapi sudahlah, mungkin ini memang proses yang harus aku jalani. Suatu hari tanpa diduga Henry check in, dia terlihat terkejut melihat aku kerja disana, dia bilang dia mencoba mencari aku ke hotel tempat aku PKL kemarin tapi aku sudah tidak lagi PKl disana. Dia juga bilang kalau agency nya sekarang membuka cabang di Bandung dan Henry akan poindah ke Bandung, dia bahkan memintaku mencarikannya apartmen. Para seniorku terlihat sinis melihat keakraban kami, tapi... I don't care, Henry sangat baik.
Selesai kerja Shift pagi aku langsung meluncur mengantar Henry mencarikannya apartmen. mobil yang dia pakai sangat mewah dan sangat nyaman, aku jadi penasaran bagaimana dia bisa mendapatkan semua itu hanya menjadi seorang model. Dia bilang jadi model itu mudah, hanya melakukan beberapa kali photoshoot, dan uang jutaan rupiah pun langsung ditangan, hanya saja Henry bilang kita harus hati-hati dengan pergaulannya, karena hampir setiap hari yang mereka lakukan adalah bersenang-senang.
Kami akhirnya menemukan sebuah apartmen luas di lantai 10 dengan pemandangan ke arah gunung Tangkuban Parahu lengkap dengan kitchen Net. Tanpa berpikir panjang Henry langsung menyewa apartment itu untuk sautu tahun. Dia kemudian memesan ramen dan kami memakannya sambil duduk dilantai. Dia sempat bercerita bagaimana awalnya dia menjadi model, diapun tidak pernah bermimpi bisa menjadi model, ayah Henry berasal dari Inggris dan ibunya berasal dari Bogor, Henry menghabiskan masa kecil di Manchester, sampai akhirnya dia pindah ke Jakarta dan sekolah SMA disana, disanalah dia bertemu dengan teman dekatnya Marissa. Marissalah yang sebenarnya sangat bercita-cita menjadi Super Model dan akhirnya diapun bisa masuk agency, tak sengaja saat Henry mengantarkannya, pemilik agency melihat Henry dan menawarkannya untuk menjadi model, Henrypun coba-coba tapi kemudian dia menjadi komersial (sekarang aku tahu kenapa aku begitu familiar dengan wajahnya) kalau kita datang ke mall-mall atau toko-toko baju wajah dia ada dimana-mana dari mulai celana dalam pria sampai kaca-mata.

Pembicaraan kami twrpututs ketika aku sadar hari sudah gelap, kamipun memutuskan kembali ke hotel, Henry berterima kasih padaku lagi dan memberiku hadiah sebuah jam tangan bermerk Zenith, aku tidak teralu familiar dengan merk itu, tapi aku yakin harganya sangat mahal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bromance on Spartacus: Vengeance, Agron & Nasir

Sebenarnya, sudah lama ingin mencoba menyaksikan serial Spartacus, hanya saja tidak seperti serial lainnya setiap season dalam Spartacus memiliki judul sendiri, sempat bingung apa bedanya antara Spartacus: Blood and Sand, Spartacus: Vengeance dan Spartacus Gods of The Arena. Ternyata Blood and Sand adalah season pertama dari Spartacus sementara Vengeance adalah season keduanya, dan Gods of The Arena lebih ke miniseri/prequel-nya, ada perbedaan diantara kedua season Spartacus, aktor pemeran utamnya berganti dari Andy Whitfield ke Liam McIntyre. Ada beberapa aktor dan aktris ternama bermain dalam film ini, masih ingat Xena: The Warrior Princess, yup, pemeran utamanya Lucy Lawless kembali berperan sebagai Lucretia. Spartacus: Vengeance Lucy Lawless as Lucretia Spartacus vs Game of Thrones Lebih banyak adegan kekerasan dan Nudity dalam serial ini dibanding Games of Thrones. Karena memang bercerita tentang masa kebesaran Romawi dimana banyak diperlihatkan adegan seks bebas dan...

Top 10 Movie (October 28-November 3, 2022)

 

Top 10 Movies (October 14-20, 2022)