Langsung ke konten utama

Artist of The Week: Steve Lacy

Steve Lacy, yang lahir pada 23 Mei 1998 di Compton, California, adalah seorang penyanyi, penulis lagu, produser musik, dan gitaris berbakat. Dengan gaya unik yang memadukan R&B, funk, soul, dan elemen indie, ia telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu musisi paling inovatif di generasinya. Steve dikenal karena kontribusinya dalam band The Internet dan kesuksesan karier solonya, termasuk lagu-lagu hit seperti Bad Habit.


Awal Kehidupan dan Karier Musik

Steve Lacy, yang memiliki nama lengkap Steve Thomas Lacy-Moya, tumbuh di lingkungan yang kaya akan pengaruh musik. Ia mulai bermain gitar pada usia 7 tahun, terinspirasi oleh permainan gitaris legendaris seperti Prince dan Jimi Hendrix.

Ketertarikannya pada produksi musik dimulai saat ia masih di sekolah menengah, ketika ia menggunakan aplikasi GarageBand di iPhone-nya untuk membuat musik. Ini menjadi dasar pendekatannya yang minimalis namun kreatif dalam menciptakan lagu.


Karier Bersama The Internet

Steve Lacy mulai dikenal luas setelah bergabung dengan band The Internet pada usia 17 tahun. Ia berkontribusi sebagai gitaris dan produser untuk album mereka, Ego Death (2015), yang dinominasikan untuk Grammy Award dalam kategori Best Urban Contemporary Album.

Karya Steve dengan The Internet tidak hanya menonjolkan keahliannya dalam bermain gitar tetapi juga bakatnya sebagai produser dan penulis lagu. Ia memainkan peran penting dalam album Hive Mind (2018), yang menampilkan pendekatan musik yang lebih matang dan eksperimental.


Karier Solo yang Bersinar

1. Album Debut: Apollo XXI (2019)

Album debut Steve Lacy, Apollo XXI, menampilkan eksplorasi dirinya sebagai seniman solo. Album ini memadukan elemen funk, R&B, dan rock, dengan lirik yang jujur tentang identitas, cinta, dan kehidupan pribadi.

2. Kesuksesan “Gemini Rights” (2022)

Album kedua Steve, Gemini Rights, melambungkan namanya ke puncak popularitas. Lagu Bad Habit dari album ini menjadi hit besar, mencapai puncak tangga lagu Billboard Hot 100. Album ini menampilkan evolusi artistiknya, dengan pengaruh jazz, pop, dan funk yang lebih kuat.

Lagu-lagu dalam album ini menggambarkan pengalaman pribadi Steve dengan cara yang emosional dan relatable, menjadikannya salah satu album yang paling dipuji pada tahun itu.


Kolaborasi dengan Musisi Lain

Selain karya solonya, Steve Lacy dikenal karena kolaborasinya dengan artis-artis ternama, termasuk:

  • Kendrick Lamar: Berkontribusi dalam album DAMN. (2017).
  • Solange: Membantu memproduksi lagu dalam album When I Get Home (2019).
  • Tyler, The Creator: Bermain gitar dan menjadi co-produser dalam beberapa proyek Tyler.
  • Frank Ocean: Steve sering dianggap sebagai bagian dari lingkaran seniman kreatif yang serupa dengan Frank.

Gaya Musik dan Pengaruh

Steve Lacy memadukan berbagai genre, dari R&B, funk, soul, hingga rock. Dengan pendekatan lo-fi yang memanfaatkan teknologi sederhana seperti aplikasi iPhone, ia telah menciptakan karya yang orisinal dan menginspirasi musisi muda lainnya.

Pengaruhnya mencakup seniman seperti Prince, Stevie Wonder, dan Jimi Hendrix, tetapi ia juga membawa gaya modern yang khas, menjadikannya suara unik di era musik digital.


Kehidupan Pribadi dan Representasi

Sebagai seorang seniman yang terbuka tentang identitas biseksualnya, Steve Lacy menjadi simbol inklusi dan representasi dalam industri musik. Ia sering berbicara tentang pentingnya menjadi autentik dalam seni dan kehidupan, yang tercermin dalam lirik-liriknya yang jujur dan penuh emosi.


Penghargaan dan Pencapaian

  • Lagu Bad Habit mendapatkan nominasi di berbagai ajang penghargaan, termasuk Grammy Awards.
  • Album Gemini Rights mendapat pujian luas dari kritikus dan penggemar, memperkuat posisinya sebagai salah satu artis terbaik di generasinya.
  • Karya-karya Steve dengan The Internet dan artis lainnya juga mendapatkan banyak pengakuan internasional.

Fakta Menarik tentang Steve Lacy

  1. Menggunakan iPhone untuk Produksi Musik: Steve mulai memproduksi lagu menggunakan GarageBand di iPhone, termasuk beberapa bagian dari album Ego Death.
  2. Pengaruh Mode: Selain musik, Steve Lacy juga dikenal karena gaya berpakaiannya yang eklektik dan inovatif.
  3. Eksplorasi Genre: Steve sering bereksperimen dengan genre yang berbeda, menciptakan suara unik yang sulit dikategorikan.

Masa Depan Steve Lacy

Dengan bakat dan visi artistiknya yang terus berkembang, Steve Lacy adalah salah satu musisi yang paling dinanti karya-karyanya di masa depan. Ia tidak hanya memberikan warna baru dalam dunia musik tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengeksplorasi kreativitas mereka.

Baik sebagai solois maupun kolaborator, Steve Lacy telah membuktikan bahwa musik adalah medium tanpa batas, dan ia siap untuk terus mendorong batas-batas itu.

Clip



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bromance on Spartacus: Vengeance, Agron & Nasir

Sebenarnya, sudah lama ingin mencoba menyaksikan serial Spartacus, hanya saja tidak seperti serial lainnya setiap season dalam Spartacus memiliki judul sendiri, sempat bingung apa bedanya antara Spartacus: Blood and Sand, Spartacus: Vengeance dan Spartacus Gods of The Arena. Ternyata Blood and Sand adalah season pertama dari Spartacus sementara Vengeance adalah season keduanya, dan Gods of The Arena lebih ke miniseri/prequel-nya, ada perbedaan diantara kedua season Spartacus, aktor pemeran utamnya berganti dari Andy Whitfield ke Liam McIntyre. Ada beberapa aktor dan aktris ternama bermain dalam film ini, masih ingat Xena: The Warrior Princess, yup, pemeran utamanya Lucy Lawless kembali berperan sebagai Lucretia. Spartacus: Vengeance Lucy Lawless as Lucretia Spartacus vs Game of Thrones Lebih banyak adegan kekerasan dan Nudity dalam serial ini dibanding Games of Thrones. Karena memang bercerita tentang masa kebesaran Romawi dimana banyak diperlihatkan adegan seks bebas dan...

Actress of The Week: Florence Pugh

Florence Pugh adalah aktris Inggris yang dikenal karena kemampuan aktingnya yang luar biasa dan pemilihan peran yang beragam. Sejak debutnya, ia telah membintangi berbagai film, mulai dari drama sejarah hingga film horor psikologis dan aksi blockbuster. Pugh mendapatkan pengakuan internasional setelah perannya dalam Lady Macbeth (2016) dan semakin bersinar dengan film seperti Midsommar (2019), Little Women (2019), serta perannya sebagai Yelena Belova dalam Marvel Cinematic Universe. Profil Singkat Nama Lengkap: Florence Rose Pugh Tanggal Lahir: 3 Januari 1996 Tempat Lahir: Oxford, Inggris Tinggi: 162 cm Kewarganegaraan: Inggris Profesi: Aktris Awal Karier dan Terobosan Besar Florence Pugh memulai karier aktingnya pada tahun 2014 melalui film The Falling , di mana ia beradu akting dengan Maisie Williams . Namun, terobosan besarnya datang dua tahun kemudian dengan perannya dalam film Lady Macbeth (2016) . Dalam film ini, ia memerankan seorang wanita muda yang terperangkap dalam ...

Artist of The Week: Aitch

Aitch mulai menulis lirik rap sejak masih remaja dan sering tampil di lingkungannya di Manchester. Kariernya mulai naik ketika ia merilis lagu Straight Rhymez (2018), yang viral di YouTube dan mendapatkan perhatian dari banyak produser dan rapper terkenal di Inggris, termasuk Stormzy dan Skepta . Keberhasilannya menarik perhatian label besar, dan pada tahun 2019, ia merilis single Taste (Make It Shake) yang langsung menjadi hit, masuk ke Top 10 UK Singles Chart dan menandai awal kesuksesan komersialnya. Lagu dan Album Terkenal Taste (Make It Shake) (2019) Lagu yang membawanya ke puncak tangga lagu Inggris dan menjadi viral di berbagai platform streaming. Rain (2020) feat. AJ Tracey Salah satu lagu kolaborasi terbesar yang memperkuat reputasinya di dunia hip-hop Inggris. Learning Curve (2021) Lagu yang menunjukkan perkembangan musikalitasnya dengan beat yang lebih matang dan lirik yang lebih reflektif. Baby (2022) feat. Ashanti Lagu ini mengambil sampel dari hit klasik Rock wit U mi...